JAKARTA – Wacana pelaksanaan Car Free Night (CFN) di Jakarta terus menjadi sorotan. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih mengkaji secara mendalam rencana ini. Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno, secara terbuka mengakui bahwa implementasi CFN tidak mudah. Car Free Day (CFD) sudah menjadi rutinitas dan bagian dari kehidupan Ibu Kota selama bertahun-tahun.
Rano Karno menjelaskan, salah satu tantangan terbesar mewujudkan CFN adalah kompleksitas teknis pelaksanaan di lapangan. Sosialisasi masif kepada masyarakat juga sangat dibutuhkan. Menurutnya, warga Jakarta sudah sangat terbiasa dengan CFD. Kegiatan ini rutin digelar di ruas jalan protokol setiap Minggu pagi. Ini membentuk pola adaptasi yang kuat.
“Sebetunya car free night harus jalan, tapi memang enggak bisa sekaligus dengan kegiatan besar seperti CFD. Teknisnya agak sulit, crowd malam hari juga beda, makanya harus ada sosialisasi ke masyarakat,” kata Rano Karno di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat, Jumat (11/7/2025).
Konsep jalan bebas kendaraan pada malam hari menuntut penyesuaian baru yang signifikan. Penyesuaian ini berlaku bagi pengguna jalan, sistem transportasi umum, dan pelaku usaha di kawasan tersebut. Aspek keamanan dan kenyamanan publik di malam hari juga menjadi pertimbangan utama.
Penundaan Uji Coba CFN: Pertimbangan Keamanan dan Lalu Lintas
Rano Karno menambahkan, Pemprov DKI Jakarta sempat berencana menggelar uji coba CFN. Ini bertepatan dengan perayaan Tahun Baru Islam 1 Muharam. Namun, analisis mendalam menunjukkan rencana tersebut kurang ideal. Potensi kerumunan massa yang sangat besar dan tantangan teknis dalam pengaturan lalu lintas serta keamanan di lapangan menjadi faktor penentu penundaan ini.
“Kegiatan Muharam tetap berjalan, tapi tidak kami gabung dengan CFN. Anak-anak yatim tetap mendapat santunan, total hampir 3.000 anak. Tapi car free night-nya kami tunda dulu,” ujarnya.
Pembatalan uji coba CFN bersamaan dengan Jakarta Muharram Festival 2025 juga telah dikonfirmasi. Staf Khusus Gubernur DKI Jakarta Bidang Komunikasi Publik, Chico Hakim, menjelaskan hal ini. Pemprov DKI memutuskan mendorong peringatan di tingkat komunitas. Mereka membatalkan konsep acara Jakarta Muharram Festival 2025, bukan peringatan 1 Muharam itu sendiri.
“Kami memohon maaf kepada masyarakat. Setelah mempertimbangkan satu dan lain hal, Pemprov DKI memutuskan mendorong peringatan di tingkat komunitas dan membatalkan Jakarta Muharram Festival 2025. Jadi yang batal konsep acaranya, bukan peringatan 1 Muharam,” kata Chico Hakim di Balai Kota Jakarta, Jumat (4/7).
Chico menyebutkan, Jakarta Muharram Festival awalnya akan diawali dengan pawai obor. Acaranya berlangsung pukul 18.00-22.00 WIB di kawasan Bundaran HI, Jakarta Pusat. Namun, keputusan pembatalan diambil setelah mempertimbangkan kondisi lalu lintas yang berpotensi sangat padat.
“Keputusan ini tentu tidak mudah, tapi kami pandang sebagai langkah terbaik dalam situasi yang ada mempertimbangkan arus lalu lintas dan aktivitas rutin sore dan malam hari warga di hari tersebut,” tambahnya.
Opsi Uji Coba Terbatas dan Pentingnya Sosialisasi
Meskipun uji coba awal ditunda, Pemprov DKI Jakarta belum sepenuhnya membatalkan rencana CFN. Salah satu opsi uji coba yang sedang dibahas adalah pelaksanaan terbatas di kawasan Dukuh Atas hingga Thamrin. Rano Karno berharap uji coba di area yang lebih terkonsentrasi ini dapat memberikan gambaran yang lebih jelas. Ini terkait pola pengaturan lalu lintas yang efektif serta tingkat antusiasme dan adaptasi warga.
“Sebetulnya antara Dukuh Atas dengan Thamrin. Kami mau coba di situ dulu. Karena sebetulnya orang Jakarta sudah paham dari mana. Memang enggak mungkin bisa terlalu panjang. Karena teknisnya tidak semudah seperti itu,” tuturnya.
Rano juga menekankan pentingnya komunikasi dan edukasi yang intensif. Ini agar masyarakat dapat memahami sepenuhnya konsep dan tujuan dari CFN. Ia optimistis, jika sosialisasi berjalan baik dan komprehensif, warga Jakarta akan mendukung penuh. Mereka akan menjadikan CFN sebagai alternatif aktivitas publik yang menarik di malam hari. Ini tanpa menimbulkan gangguan signifikan terhadap arus kendaraan.
“Kalau car free night ini memang harus membuat sosialisasi. Harus dibahas,” imbuhnya. Ia menggarisbawahi bahwa dialog publik adalah kunci keberhasilan inisiatif ini.